Selamat Datang

Feb 13, 2011

Gunakan perasaan untuk menghadapi orang lain

Aku punya cerita tentang menghadapi orang lain yang selalu bertabrakan dengan diriku, aku sempat dibuat pusing dengan sikap mereka dimana-mana kami selalu berselisih dan tidak pernah akur. Masalah seperti ini memang hal yang wajar karena pasti siapapun pernah berselisih, berdebat, atau bertengkar namun aku bukan ingin menceritakan perselisihan yang terjadi diantara kami melainkan ingin berbagi tentang cara menyelesaikan masalah seperti yang aku alami ini. Mungkin ini terasa spele namun disadari atau tidak disadari hal seperti ini dapat menghalangi rezeki yang akan datang pada kita, karena perselisihan dapat mengganggu fikiran sehingga harapan kita untuk mencapai sesuatu akan menemui halangan bila hubungan kita dan orang lain tidak baik. Untuk itu sebisa mungkin kita harus bisa menjaga hubungan baik dengan orang-orang, karena mereka adalah sesuatu yang dapat mengangkat dan menjatuhkan derajat kita.
Aku sangat ingin sekali dekat dengan mereka namun hatiku selalu bertabrakan, meskipun kami tidak pernah sampai mengalami ribut besar namun selalu tiba-tiba suasana hatiku merasa kacau dan tidak nyaman saat dekat dengan kedua orang itu.
Siang malam aku selalu berdoa dan meminta kepada tuhan agar hubungan kami bisa berubah kembali menjadi baik. Akhirnya tuhan pun menjawab do'aku dengan menunjukan letak kesalahanku.
Awalnya aku selalu menghadapi mereka dengan akalku tanpa melibatkan perasaan, aku selalu berfikir untuk mengalahkan mereka dengan menyiapakan kata-kata yang dapat membuat mereka diam, setiap mereka bicara aku lawan balik dengan bicara juga namun omongan kita malah mengarah ke debat yang ujung-ujungnya menimbulkam perselisihan. Dalam hati aku sangat mencintai mereka namun entah mengapa kami tidak bisa menyatu saat kami bertemu. Aku sempat berfikir negatif dalam hati aku berkata "Sepertinya mereka dan aku tidak akan pernah bisa bersatu dan tuhan mengirimkan perasaan seperti ini agar aku sadar bahwa aku harus menjauh dari mereka". Namun ternyata itu hanya fikiran ku yang salah, untungnya aku sempat tersadar dan aku kembali berfikir positif dan yakin bahwa aku bisa bersama dengan mereka aku tetap bertahan disamping mereka meskipun hatiku sendiri sulit menerima.
Tuhan menjawab do'aku dengan memberikanku perasaan, dan aku tahu perasaan itu adalah bantuan yang tuhan berikan padaku, perasaan sayang terhadap mereka. Kemudian aku menggunakan perasaanku lebih banyak saat menghadapi mereka tuhan telah memberikan ku rasa kasih sayang lalu aku tanamkan kasih sayang itu pada mereka dan ternyata kasih sayang dan sikap optimisku membuahkan hasil dan hasilnyapun tidak jauh berbeda dengan yang aku tanamkan, mereka berbalik menyayagiku, sekarang mereka mulai menggunakan perasaan mereka, akupun mulai merasakan kasih sayang mereka yang begitu besar kepadaku,. Kini mereka selalu tersenyum saat bersamaku dan obrolan kamipun menjadi terasa nyambung dan menyenangkan, kamipun menjadi dekat seperti semula dan akupun semakin bersemangat untuk menjalani hari-hariku tanpa menemukan halangan untuk melangkah kedepan.
Dari sana aku sadar bahwa aku telah menggunakan cara yang salah ternyata aku terlalu banyak menggunakan akalku mungkin karena aku selalu sibuk sampai aku melupakan perasaanku sendiri. Ternyata hidup harus seimbang terlalu banyak menggunakan akal kita tidak dapat menikmati perasaan, dan perasaan itu merupakan anugrah terindah yang telah tuhan berikan kita.